Saturday, January 29, 2011

mayat berjalan


Sebagai orang Toraja asli, saya sangat sering ditanya oleh teman2 tentang uniknya kebudayaan Tana toraja khususnya tentang fenomena mayat berjalan. saya sendiri lahir dan tumbuh besar di Tana Toraja sehingga saya mengetahui tentang adat & kebudayaan di Tana Toraja walaupun tidak menguasai secara keseluruhan tentang asal usul dan segala macam tetek bengek adat Toraja.

Cerita mayat berjalan sudah ada sejak dahulu kala. ratusan tahun yang lalu konon terjadi perang saudara di Tana toraja yakni orang Toraja Barat berperang melawan orang Toraja Timur. dalam peperangan tersebut orang Toraja Barat kalah telak karena sebagian besar dari mereka tewas, tetapi pada saat akan pulang ke kampung mereka seluruh mayat orang Toraja Barat berjalan, sedangkan orang Toraja Timur walaupun hanya sedikit yang tewas tetapi mereka menggotong mayat saudara mereka yang mati, karena kejadian tersebut maka peperangan tersebut dianggap seri. pada keturunan selanjutnya orang-orang Toraja sering menguburkan mayatnya dengan cara mayat tersebut berjalan sendiri ke liang kuburnya.

Fenomena “Mayat berjalan” itu saya sendiri pernah menyaksikannya secara langsung. kejadian tersebut terjadi sekitar tahun 1992 (saya baru kelas 3 SD). pada saat itu di desa saya ada seorang bernama Pongbarrak yang ibunya meninggal. seperti adat orang Toraja sang mayat tidak langsung dikuburkan tetapi masih harus melalui prosesi adat penguburan (rambu solo’). saat itu setelah dimandikan mayat sang ibu diletakkan di tempat tidur dalam sebuah kamar khusus sebelum dimasukkan kedalam peti jenasah. pada malam ketiga seluruh keluarga berkumpul untuk membicarakan bagaimana prosesi pemakaman yang akan dilaksanakan nanti. saat itu saya duduk di teras rumah maklum anak-anak jadi suka mondar mandir. namun setelah rapat selesai (sekitar jam 10 malam), tiba-tiba ada kegaduhan dalam rumah dimana beberapa ibu-ibu berteriak -teriak. karena penasaran saya berusaha melongok ke dalam rumah dan astaga sang mayat berjalan keluar dari dalam kamar, kontan saja saya dan teman2 saya berteriak histeris dan berlari menuruni tangga. saya berlari dan mendapatkan ayah saya sambil histeris ketakutan. setelah itu saya langsung dibawa pulang kerumah oleh ayah dan saya tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Keesokan harinya kejadian tersebut rupanya cukup heboh diperbincangkan oleh warga dan informasi yang saya dengar bahwa Pongbarrak yang melakukan hal tersebut. konon dia iseng aja untuk membuat lelucon pada malam itu.

Pada zaman sekarang sudah sangat jarang orang Toraja yang mempraktekkan hal tersebut walaupun masih banyak generasi yang memiliki ilmu seperti itu. akan tetapi mereka masih sering mempraktekkannya pada binatang seperti ayam atau kerbau yang diadu dalam keadaan leher terputus. Binatang seperti kerbau yang sudah dipotong kepalanya dan dikuliti habispun, masih bisa dibuat berdiri dan berlari kencang, mengamuk kesana sini!

tokoh indonesia yang terlupakan


Mr. Syafruddin Prawiranegara, atau juga ditulis Sjafruddin Prawiranegara (lahir di Banten, 28 Februari 1911 – meninggal di Jakarta, 15 Februari 1989 pada umur 77 tahun) adalah pejuang pada masa kemerdekaan Republik Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) ketika pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda saat Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948.

Masa muda dan pendidikan

Syafruddin, yang memiliki nama kecil "Kuding", memiliki darah keturunan Banten dan Minangkabau. Buyutnya, Sutan Alam Intan, masih keturunan raja Pagaruyung di Sumatera Barat, yang dibuang ke Banten karena terlibat Perang Padri. Ia menikah dengan putri bangsawan Banten, melahirkan kakeknya yang kemudian memiliki anak bernama R. Arsyad Prawiraatmadja. Ayah Syafruddin bekerja sebagai jaksa, namun cukup dekat dengan rakyat, dan karenanya dibuang oleh Belanda ke Jawa Timur.

Syafruddin menempuh pendidikan ELS pada tahun 1925, dilanjutkan ke MULO di Madiun pada tahun 1928, dan AMS di Bandung pada tahun 1931. Pendidikan tingginya diambilnya di Rechtshogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) di Jakarta (sekarang Fakultas Hukum Universitas Indonesia) pada tahun 1939, dan berhasil meraih gelar Meester in de Rechten (saat ini setara dengan Magister Hukum).

Pra-kemerdekaan

Sebelum kemerdekaan, Syafruddin pernah bekerja sebagai pegawai siaran radio swasta (1939-1940), petugas pada Departemen Keuangan Belanda (1940-1942), serta pegawai Departemen Keuangan Jepang.

Setelah kemerdekaan Indonesia, ia menjadi anggota Badan Pekerja KNIP (1945), yang bertugas sebagai badan legislatif di Indonesia sebelum terbentuknya MPR dan DPR. KNIP diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara.

Pemerintah Darurat RI

Syafruddin adalah orang yang ditugaskan oleh Soekarno dan Hatta untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI), ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap pada Agresi Militer II dan diasingkan oleh Belanda ke Pulau Bangka, 1948. Syafruddin menjadi Ketua Pemerintah Darurat RI pada 1948.

Atas usaha Pemerintah Darurat, Belanda terpaksa berunding dengan Indonesia. Perjanjian Roem-Royen mengakhiri upaya Belanda, dan akhirnya Soekarno dan kawan-kawan dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta. Pada 13 Juli 1949, diadakan sidang antara PDRI dengan Presiden Sukarno, Wakil Presiden Hatta serta sejumlah menteri kedua kabinet. Serah terima pengembalian mandat dari PDRI secara resmi terjadi pada tanggal 14 Juli 1949 di Jakarta.

Jabatan pemerintahan

Syafrudin Prawiranegara pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Keuangan, dan Menteri Kemakmuran. Ia menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan pada tahun 1946, Menteri Keuangan yang pertama kali pada tahun 1946 dan Menteri Kemakmuran pada tahun 1947. Pada saat menjabat sebagai Menteri Kemakmuran inilah terjadi Agresi Militer II dan menyebabkan terbentuknya PDRI.

Seusai menyerahkan kembali kekuasaan Pemerintah Darurat RI, ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri RI pada tahun 1949, kemudian sebagai Menteri Keuangan antara tahun 1949-1950. Selaku Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta, pada bulan Maret 1950 ia melaksanakan pengguntingan uang dari nilai Rp 5 ke atas, sehingga nilainya tinggal separuh. Kebijaksanaan moneter yang banyak dikritik itu dikenal dengan julukan Gunting Syafruddin.

Syafruddin kemudian menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Indonesia yang pertama, pada tahun 1951. Sebelumnya ia adalah Presiden Direktur Javasche Bank yang terakhir, yang kemudian diubah menjadi Bank Sentral Indonesia.

Photobucket


Keterlibatan dalam PRRI

Pada awal tahun 1958, PRRI berdiri akibat ketidakpuasan terhadap pemerintah karena ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi dan pengaruh komunis (terutama PKI) yang semakin menguat. Syafruddin diangkat sebagai Presiden PRRI yang berbasis di Sumatera Tengah.

Pada bulan Agustus 1958, perlawanan PRRI dinyatakan berakhir dan pemerintah pusat di Jakarta berhasil menguasai kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya bergabung dengan PRRI. Keputusan Presiden RI No.449/1961 kemudian menetapkan pemberian amnesti dan abolisi bagi orang-orang yang tersangkut dengan pemberontakan, termasuk PRRI.

Masa tua

Syafrudin Prawiranegara memilih lapangan dakwah sebagai kesibukan masa tuanya. Namun berkali-kali bekas tokoh Partai Masyumi ini dilarang naik mimbar. Pada bulan Juni 1985, ia diperiksa sehubungan dengan isi khotbahnya pada hari raya Idul Fitri 1404 H di masjid Al-A'raf, Tanjung Priok, Jakarta. Dalam aktivitas keagamaannya, ia pernah menjabat sebagai Ketua Korp Mubalig Indonesia (KMI). Kegiatan-kegiatannya yang berkaitan dengan pendidikan, keislaman, dan dakwah, antar lain:
Anggota Dewan Pengawas Yayasan Pendidikan & Pembangunan Manajemen (PPM) (1958)
Anggota Pengurus Yayasan Al Azhar/Yayasan Pesantren Islam (1978)
Ketua Korps Mubalig Indonesia (1984-??)

Ia juga sempat menyusun buku Sejarah Moneter, dengan bantuan Oei Beng To, direktur utama Lembaga Keuangan Indonesia.

Syafruddin Prawiranegara meninggal di Jakarta, pada tanggal 15 Februari 1989, pada umur 77 tahun.

Keluarga

Syafruddin menikah dengan Tengku Halimah Syehabuddin. Mereka memiliki delapan orang anak, dan sekitar lima belas cucu. Cucunya ketiga belas lahir di Australia sebagai bayi tabung pertama keluarga Indonesia, 1981.

Sumber : http://oedienkabisz.blogspot.com/2010/01/biografi-syafruddin-prawiranegara.htm

Wednesday, January 26, 2011

f**kin media


dulu ada yang bilang media itu cerminan masyarakat....tapi apa yang terjadi sekarang,gw bener kecewa dengan media khususnya media televisi...
lu liat aja sekarang yang di beritakan hanya kejelekan,jarang sekali berita yang membangun...

Sunday, January 9, 2011

negara terkaya di dunia


lho kok bisa gan ??!


Indonesia-LAH yang MENGGERAKAN peradaban DUNIA !! ga percaya ? liat aja...


1. PT. FREEPORT di tanah PAPUA TERCINTA...
Ternyata ada kesalahan fatal dari dokumen yg dibuat geolog Belanda waktu itu, disebutkan bahwa bukit2 mengandung emas hanya setinggi 100m.
Setelah diteliti oleh pihak Freeport, ternyata sekitar 400 m ke atas dan sampai 1 km ke bawah tanah, bukit2 emas tersebut mengandung emas kualitas terbaik dunia!
Tapi mereka ngakunya perusahan mereka tu pertambangan tembaga.
Freeport adalah pertambangan emas TERBESAR DENGAN KUALITAS terbaik di dunia!
Quote:
kemudian digali lagi, dan ternyata di bawah LAPISAN EMAS, terdapat lapisan mineral paling mahal dan paling dicari di dunia. URANIUM-bahan bakar nuklir.
itu ada DI TANAH PAPUA YANG TERCINTA.
Quote:
Dari eksploitasi kedua wilayah ini, sekitar 7,3 juta ton tembaga dan 724, 7 juta ton emas telah mereka keruk. BUAT INDONESIA GAN ? BUKAN. TAPI BUAT AMERIKA. Freeport banyak berjasa bagi segelintir pejabat negeri ini, para jenderal dan juga para politisi busuk, yang bisa menikmati hidup dengan bergelimang harta dengan memiskinkan bangsa ini. Mereka ini tidak lebih baik daripada seekor lintah! Akhir tahun 1996, sebuah tulisan bagus oleh Lisa Pease yang dimuat dalam majalah Probe. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC. Judul tulisan tersebut adalah “JFK, Indonesia, CIA and Freeport.” 1% UNTUK INDONESIA - 99% UNTUK AMERIKA
wooowwwww....punya siapa emang entu pulau omaba ??

2. Blok NATUNA. (kalimantan)
ada apa di BLOK NATUNA :
Blok Natuna D Alpha memiliki cadangan gas hingga 202 triliun kaki kubik gan !!
dan masih banyak Blok-Blok penghasil tambang dan minya : Blok Cepu dll.
DIKELOLA SIAPA GAN ? EXXON MOBIL-dibantu ama Pertamina

3. HUTAN TROPIS TERBESAR DI DUNIA (kalimantan, sulawesi, papua)
Hutan tropis di Indonesia adalah paru-paru dunia. Hal ini sangat penting peranannya dalam mempertahankan iklim global dan keseimbangan ekosistem dunia. Hutan tropis ini memiliki luas 39.549.447 Hektar, dengan keanekaragaman hayati dan plasmanutfah terlengkap di dunia.
ILEGGAL LOGIING TERUS...GUNDUL LAMA LAMA

4. PUNYA SAMUDRA : PASIFIC DAN HINDIA.
LAUTNYA KAYA BANGET GAN ! SAMPE SAMPE NEGARA LAIN JUGA IKUTAN PANEN

5. PUNYA PENDUDUK BUANYAK (SDM) BUANYAAK NO 4 sedunia.

6. TANAHNYE SUBUR BUKAN MAEN..
karena banyaknya gunung berapi, tanahnya jadi subur gan...KEBANYAKAN BUAT PERKEBUNAN, PUNYA SEGELINTIR ORANG KAYA

bangsa kita kaya banget ya gan ternyata (ga ada bangsa lain di dunia ini sekaya Indonesia....tapi kok...kenyataanya

buat EXXON MOBIL OIL, FREEPORT, SHELL, PETRONAS dan semua PEJABAT NEGARA yang menjual kekayaan Bangsa untuk keuntungan negara asing, diucapkan TERIMA KASIH.


CERITA SINGKAT PT.FREEPORT:
jadi Ceritanya Rockfeller orang terkaya di dunia itu dateng ke Indonesia untuk liburan dan ngucapin selamet atas merdekanya Indonesia nah waktu itu dia liburannya ke Papua (bukan ke Bali kaya bule2 sekarang) nah di sana waktu itu ceritanya di lagi menikmati suasa Papua dan tiba2 ngeliat benda kekuning2an di tanah, segera aja tu si Rockfeller ambil sekop dan gali2 ampe <10meter dan ternyata clinkkkkk yg dia temukan adalah emas dengan 24karat.. dia pun takjub dgn penemuannya dan gali lagi n ketemu lagi ama tu emas akhirnya dia mutusin untuk nyewa alat berat untuk nambang tu tanah buat diambil emasnya..Nah waktu itu ketauan Presiden kita pertamax kali Ir.Soekarno dan dia marah koq nambang di Indonesia blum minta izin... akhirnya Rockfeller menawarkan uang sebesar $50 juta dgn alasan dibolehin nambang tembaga di Papua( bukan bohong gan emang tiap kandungan tanah/batu2an itu rata2 50%air 1%kerikil 14% humus 20%mineral{termasuk tembaga} 5%emas %10perak) (wuiih gede banget ya , tapi gk segede keuntungan yg bakal dia dapet). Nah karena bung Karno lengser, lalu diganti Suharto (baca : pembangunan )wkt jaman Suharto itu era pembangunan lansung aja tanpa basa-basi Suharto setuju dan langsung nerima CASH bukan CHECK dan memulai proyek mega pembangunan. Dia mengira saat itulah kejayaan Indonesia padahal sebenarnya dia salah, itulah saat kesalahan TERBESAR INDONESIA. Dan mulai saat itu Indonesia menerima komisi sebesar 20& dari hasil penambangan tembaga dan 80% utk Amerika pdhl sesunggunya klo Rockfeller ngasi tau itu tambang emas maka presentase keuntungan 1%=Indonesia 99%=Amerika. Sempat terjadi kericuhan di Papua karena menurut suku adat sana tanah Papua adalah sakral dan tidak boleh diganggu ato dibawa pergi.. Karena itulah sampe sekarang sering terjadi kerusuhan FREEPORK!! .baru era orde baru itu ketauan bahwa yg ditambang Rockfeller adalah emas FREEPORT pun diinterogasi dan menceritakan ''kami menambang emas sebesar 100m''padahal begitu diteliti kedalamannya 400meter!!! dan dilarang lah PT.FREEPORT utk menambang emas di situ, tapi Indonesia hanya terlambat..terlambat 20tahun untuk mengetahui hal itu..dapat dibayangkan seberapa besar kekayaan yg telah dimiliki oleh Amrik dari tanah Indonesia...Sekrang FREEPORT memang tidak se-exploitatif dulu dalam menabang emas, tapi mereka menumkan material baru yaitu URANIUM!! material yg 100x lebih berharga dibanding emas dan kebetulan saat itu Amrik sedang melakukan proyek PLTN. Nah karena di era itu (sampe sekrang ) Indonesia tidak mempunyai Teknologi yg mampu menambang Uranium maka diperbolehkan mereka menambang material yg harganya 100x lebihh mataphhh.

Monday, January 3, 2011

catatan pinggir

Desember hari ke 29 tahun 2010,sekelompok pecinta alam mempersiapkan kegiatan pendakian ke gunung Gede….
07.46 WIB. Pada tanggal yang sama saya(Dugi) dan teman saya(Momenk) merapat kearah masjig Al-azim(Cigombong,Bogor) tuk bergabung melakukan persiapan pemberangkatan ke gunung Gede, disana sudah berkumpul para Langlang Buana(pecinta alam yang memiliki pikiran tuk menghabiskan waktu di penghujung tahun 2010). Jumlah mereka ada tujuh orang (Elani, Zia, liana, Indra, burhan, Asep, Dani) tidak lama kemudian merapat lagi adik angkatan saya yang telah lulus sekolah empat orang (Sabo, Kamal, Badot, Ati). Setelah berkumpul dan melakukan cek awal barang bawaan, tidak lama kendaraan pengangkut tiba di lokasi tim berkumpul, tim langsung mengepak barang-barang dan bergerak menuju Cibodas.
08.02 WIB. setelah kendaraan pengangkut tiba kami bergerak menuju daerah Cianjur tepatnya Cibodas(jalur awal pendakian). Ternyata di tengah perjalanan jumlah kami bertambah lima orang, mereka adalah salah satu teman dari adik angkatan saya yang telah lulus sekolah (Badot). Perjalanan sangat lancar karena supir kendaraan yang kami tumpangi hapal jalur tikus untuk menghindari kemacetan di penghujung tahun ini, walaupun ternyata kami sempat sedikit salah arah, tapi itu tidak berlangsung lama karena bapak supir langsung berinisiatif untuk putar haluan. Di perjalanan tepatnya jalur puncak cuaca sangat dingin dan berkabut, ketika sudah melawati puncak baru kabut mulai sedikit menghilang tapi udara masih tetap dingin. Pada saat masuk daerah Hanjawar ada sedikit insiden, kendaraan yang kami tumpangi di senggol oleh sepeda motor tapi segera masalah bisa diatasi. Lanjut lagi menuju Cibodas dan sampai juga di Cibodas dengan selamat.
11.58 WIB. kami sampai di cibodas, salah seorang rekan kami langsung melakukan perijinan ulang karena rencana kami berubah yang tadinya hanya satu malam dua hari berubah menjadi dua malam tiga hari dan juga bertambaha lima orang anggota baru. Saya sendiri dan teman angkatan saya makan siang dahulu di warung mang Kokom (murah sedap bersih tidak kalah oleh warung padang) dan sisanya melakukan pengecekan ulang peralatan yang akan kami bawa.setelah. Saya dan teman saya kembali merapat di lokasi turun dari kendaraan kami, teman saya (Momenk) bertemu dengan pendaki yang tidak lain adalah teman kita dikala ada kegiatan outdoor. Disini kami mendapat kabar bahwa Kandang badak suhunya mencapai dua derajat Juga angin atau dia katakana badai yang tidak berhenti selama dia berada di sana. sudah terbayang oleh saya bagai mana dinginya suhu di kandang Badak tersebut dan kondisi yang akan saya alami. Kembali kepada pengurusan ulang perijinan ini yang lumayan lama maka Tim sempat tuk melakukan makan siang dan shalat terlebih dahulu. Disela-sela itu kami melakukan rapat kecil untuk menentukan posisi tempat kita bermalam (Camp) dan siapa saja tim pendahulu dan siapa tim penyapu juga di mana kita beristirahat. setelah di tentukan camp pertama adalah Kandang Badak dan Camp kedua adalah aluna-alun Suryakencana, juga tim pertama/pendahulu adalah Badot juga Kamal dan tim penyapu adalah Momenk dan Sabo juga saya, dan sisanya merapat di tim pendahulu, nah untuk tempat istirahat prinsipnya adalah di mana kita letih di sana pula kita istirahat. Akhirnya Setelah surat perijinan keluar tim mulai bergerak menuju jalur pendakian
13.04 WIB. Surat perijinan kami selesai, setelah sebelumnya kami melakukan rapat kecil tuk memutuskan dimana camp pertama kami, kamipun bergerak menuju jalur pendakian. Tapi sebelumnya kami melapor dulu ke pos jaga untuk melakukan pengecekan ulang surat ijin dan pemberitahuan apa yang boleh dan tidak boleh di jaga selama pendakian ini. Selesai, timpun kembali bergerak menuju camp pertama. Perjalanan kami sangat santai atau terkesan lamban karena dari delapan belas orang hanya enam orang saja yang telah melakukan pendakian ini padahal jalur awal sangat bersahabat. Sebenarnya ini bukan masalah menurut saya entah apa saya juga tidak tahu kenapa bisa seperti ini beda sekali dengan tahun-tahun sebelumnya atau mungkin memang fisik dari sebagian adik-adik saya sangat lemah ditambah beban yang ada di pundak mereka mungkin terlalu berat.
15.36 WIB. Kami berada di Telaga Biru, perhatikan jeda yang telah kami lalui hampir dua jam setengah kami baru sampai di Telaga Biru yang jaraknya tidak jauh dari jalur awal pendakian. Di Telaga Biru kami beristirahat karena telah memasuki waktu untuk shalat, kamipun melakukan shalat ashar terlebih dahulu, sebagian lagi ada yang membongkar logistik tuk memasak air panas karena ingin membuat kopi ada yang makan nasi bungkus yang kami bawa dari awal pemberangkatan tim berkumpul, ada juga yang yang menikmati keindahan danau dan sekitarnya dengan bernarsis ria. Setelah selesai timpun bergerak lagi menuju camp pertama
16.30 WIB. Kami melanjutkan perjalan menuju camp pertama (Kandang Badak), lihat jeda kami beristirahat satu jam kami beristirahat. Tapi memang kami tidak ada target harus sampai di mana dan jam berapa sampai itu tidak ada dalam rencana tim, sekali lagi saya tekankan kami hanya ingin menghabiskan waktu di penghujung tahun dengan menaiki gunung Gede. Dua orang (Kamal dan Badot) yang pernah melakukan pendakian berada di depan untuk menuntun adik-adiknya yang perdana ini. Saya sendiri dan dua orang teman saya (Momenk, Sabo) berada paling belakang untuk memastikan tidak ada yang tertinggal di jalur ini. Awalnya perjalan kami beriringan tapi lama-kelamaan beberapa orang yang baru pertama kali melakukan pendakian ini terpisah dari tim pendahulu dan malah merapat ke tim penyapu tepatnya tiga orang tertinggal dibelakang jadi enam orang berjalan di belakang(termasuk tim penyapu). Dua diantara tiga orang yang merapat ke tim penyapu diibaratkan oleh teman saya seperti keong karena kalau berjalan sangat dan sangat lamban dan lebih sering beristirahat, kalau dua orang ini beristirahat mau tidak mau tim penyapupun ikut istirahat(sampai titik ini saya sudah kesal pada dua diantara tiga orang ini) akhirnya saya akali saja, satu orang saya “dorong-dorong” supaya berjalan sedikti cepat apa lagi waktu hampir gelap. Ketika gelap saya dan tim belum sampai di camp pertama sampai sungai yang mengalirkan air panaspun belum sama sekali. Di tengah perjalanan antara Telaga Biru dan Cipanas jumlah tim penyapu bertambah lagi dua orang lengkaplah sudah penderitaan tim penyapu. Setelah melewati Cipanas ternyata tim pendahulu beristirahat di pos yang ada. Setelah berkumpul semua tim melanjutkan perjalananan menuju camp yang telah direncanakan,tapi di tengah-tengah tepatnya Kandang Batu satu orang dari tim kami kecapean dan memutuskan untuk bermalam di sana dengan di temani oleh satu orang jadi dua orang bermalam di Kandang Batu sisanya saya yang memimpin untuk menuju camp satu (saya sudah tidak lagi menjadi tim penyapu, amin).
23.00 WIB. Tim sampai di Kandang Badak camp pertama yang telah kami rencanakan. Disini saya sampai lebih dahulu,karena sudah tidak sabar harus berjalan dibelakang tiga keong(teman angkatan saya menyebut keong karena tiga betina ini berjalan sangat lamban). Setiba disana saya dan teman-teman yang telah sampai beristirahat terlebih dahulu sejenak, tidak langsung mendirikan tenda. Selang beberapa menit Setelah semua tim kami berkumpul baru kami mendirikan tenda(empat tenda kami dirikan). Tetapi di camp pertama kami jumlah tim berkurang dua orang seperti yang telah saya ceritakan di atas kenapa mereka harus bermalam. Kembali lagi ke Kandang Badak, setalah mendirikan tenda kami membongkar logistik untuk mengisi energi yang telah terkuras selama perjalanan menuju camp pertama kami, kami memasak nasi, juga lauk pauknya setelah menyantap makan malam saya membuat hidangan penutup agar-agar ya saya membuat agar-agar (maaf kalau tidak manis). Setelah selesai makan minum timpun beristirahat untuk melanjutkan perjalanan menuju camp kedua yang telah di rencanakan yaitu alun-alun Suryakencana diesok harinya. Di camp pertama mulai terasa cuaca yang diceritakan pendaki yang telah turun siang tadi,angin besar tidak henti-henti tapi untung kami tidak diberikan hujan.
11.32 WIB. Tapi sebelumnya pagi-pagi tim sudah terbangun untuk membuat sarapan dan membongkar tenda yang semalam tim dirikan. Di Kandang Badak sumber air sangat melimpah dan suhu pagi hari sangat berbeda dengan malam hari, tapi kami tidak melihat matahari, matahari masih malu untuk menunjukan wujud aslinya. Setalah mengisi energy tim bersiap menuju camp dua. Sebelum bergerak menuju camp dua, kami sempat menunggu dua orang dari tim kami yang bermalam di Kangdang Batu. Ada sedikit kekawatiran jika ternyata dua orang itu malah turun lagi kejalur pemberangkatan kami karena ada sebagian logistic tim yang beada diantara dua orang tersebut. Setelah menunggu sekitar dua puluh menit mereka belum datang juga akhirnya tim memutuskan untuk meninggalkan dua orang tersebut. Timpun bergerak menuju camp dua(sebelum bergerak tim melakukan pembersihan sampah disekitar camp yang kami dirikan). Perjalanan menuju camp dua sama seperti yang telah sampaikan diatas sangat lamban, dihari kedua saya dan Kamal menjadi tim pendahulu, perjalanan kami di iringi hembusan agin yang tiba-tiba besar dan hilang begitu seturusnya juga ditemani oleh kabut yang tidak hilang-hilang apalagi setelah melawati tanjakan yang biasa para pendaki bilang tanjakan Setan(apa tidak ada yang lebih seram??)perjalanan lebih sering beristirahat dari pada bergerak, ditambah kami kadang-kadang diguyur hujan yang tiba-tiba datang dan tiba-tiba pula hilang. Sampailah tim pertama di bibir kawah pada bibir kawah Gede(belum sampai pada puncak tertinggi gunung Gede) seluruh anggota tim beristirahat sambil menunggu seluruh anggota tim merapat sebagian membongkar logistic ringan karena sudah letih dan juga untuk isi ulang energy. Pada lokasi ini dua orang yang bermalam di kandang Batu tersebut merapat. Hilanglah kekawatiran saya, karena logistic yang saya takutkan terbawa kalau dua orang ini tidak jadi naik ke puncak. Setalah seluruh anggota tim merapat kami melakukan isi ulang energy dengan makan makanan ringan setelah selesai akhirnya kami lanjutkan untuk menuju camp kedua kami yaitu alun-alun Suryakencana. Mulai dari sini cuaca sedikit tidak bersahabat angin sangat besar yang bisa menggoyahkan langkah saya juga tim, ditambah kabut tebal dan hujan yang sedikit menggangu perjalanan. sampai kawah gunung Gede pun tidak terlihat sama sekali. Pergerakan tim mulai berjalan beriringan lagi, saya berinisiatif untuk berjalan lebih dahulu sampai kepuncak, di sini ada yang aneh dari anggota tubuh saya tangan saya berwarna merah dan seperti di tusuk-tusuk oleh jarum. Lambat laun anggota tim mulai sampai puncak dan saya intruksikan untuk turun dengan di pimpin oleh Kamal, saya sendiri masih berada di puncak dengan kondisi kabut angin dan hujan yang besar, hanya untuk memastikan semua tim sampai di puncak Gede dan berniat membantu dua keong (terimakasih kepada Momenk yang dengan sabar menuntun salah satu keong menuju puncak Gede) niat saya ingin menggendong keong tersebut karena saya tidak sabar melihat pergerakannya……
16.09 WIB. Tim tiba di camp dua, alun-alun Suryakencana. Kondisi cuaca masih terbilang belum bersahabat dengan angin besar kabut tebal turun hujan juga turunya suhu tubuh. Tim tetap bersemangat mencari lokasi untuk membuat tenda dan mendirikan tenda (maaf untuk tetangga yang tidak kebagian tempat karena kondisi kami yang sudah letih) Setalah menemukan lokasi yang tepat timpun mendirikan tenda dan beristirahat. Entah karena cuaca dingin angin sangat besar juga kabut yang sangat tebal dan di guyur hujan tim beristirahat terlalu pulas, sampai-sampai yang rencananya kaum hawa akan memasak nasipun beristirahat sangat pulas termasuk saya. kami lupa untuk isi ulang energy (padahal tim tidak makan siang) baru pada pukul dua malam saya terbangun karena mendengar ada kehidupan di luar tenda. Ternyata pada jam sebelumnya saya di bangunkan tapi tidak terbangun, orang yang membangunkan saya itu membangunkan saya pada pukul dua belas, dia bangun lebih awal dan berinisiatif untuk memasak (atau karena gerombolan cacing-cacing di perutnya telah melakukan demo besar-besaran?!) ketika saya terbangun yang dikarenakan ada kehidupan di luar tenda juga aroma yang mengganggu dan ketika terbangun sudah ada nasi hangat sosis goreng ayam goreng sambel goreng (mantab). Jadilah tim makan siang dan makan malam pada pukul dua dini hari (digabungkan).setelah itu saya tidak dapat tertidur hingga jam enam pagi, kondisi cuaca masih belum bisa di katakana bersahabat. Paginya ketika tim mulai terbangun mata saya yang terserang rasa kantuk berat diputuskan untuk tidur. Jam Sembilan pagi saya bangun dari tidur saya (kondisi masih belum bersahabat) saya putuskan untuk melihat alun-alun dari luar tenda dan melihat sumber air (sumber air sangan melimpah pada saat kami melakukan pendakian). Setelah berlama-lama di tenda akhirnya kami putuskan untuk turun karena menunggu cuaca yang masih belum bisa kami pastikan kapan membaik. Ternyata di pagi hari sudah ada teman saya yaitu Kamal(tim pendahulu) yang telah turun terlebih dahulu dengan alasan hendak melakukan shalat Jumat(ternyata engkau bukan pendekar yang lalim)
14.38 WIB. Hari ketiga pendakian, setelah tim melakukan isi ulang energi tim membongkar tenda untuk persiapan menuju jalur pulang yaitu bergerak untuk turun kejalur Gunung Putri, jalur pulang tim yang telah di rencanakan. Perjalanan melintasi alun-alun masih di temani oleh kabut tebal angin besar dan sedikit hujan. Kamipun belum dapat melihat wujud asli matahari dihari terakhir kami, tim dapat merasakan hangatnya sinar matahari pada hari kedua dan itupun hanya beberapa detik saja. Seperti biasa tim bergerak beriringan tapi lama-kelamaan tim mulai terpisah, ketika sudah hendak masuk batas hutan timpun mulai berpisah (saya katakn berpisah karena mereka bergerak cepat meninggalkan tim penyapu dengan angat cepat) sudah tidak berjalan rapat mungkin karena semua orang sudah rindu oleh hangatnya selimut dan empuknya kasur di rumah masing-masing. Tapi tetap saya dan dua orang teman saya masih menjadi tim penyapu dan tidak lupa di tambah tim keong, tapi di sini tim keong berkurang hanya satu orang saja. Akhirnya saya putuskan untuk sedikit berjalan lebih cepat setelah berpamitan dengan dua orang teman saya dan satu orang “keong” karena saya merasa dua orang laki-laki cukup untuk mengatasi satu orang “keong”. Dasar sial di tengah perjalanan saya bertemu dengan salah satu “keong” yang menemani saya selama di jalur pemberangkatan, malah di tambah manusia setengah “keong” hendak ditinggal saya tidak tega karena mereka baru pertama melakukan pendakian ke gunung Gede ini. Saya lupa di tambah satu orang yang rindu kasur, akhirnya saya berjalan bersama satu orang “keong” satu orang setengah “keong” yang bau ompol dan satu orang yang rindu kasur, bisa anda bayangkan yang satu lambat yang satu setengah lambat yang satu lagi ingin pulang cepat. Beberapa kali saya dan tiga orang ini melakukan istirahat di karenakan mereka letih, dan juga jarak saya dan tim penyapu terlalu jauh. Hanya di setiap shelter saja saya dan ketiga mahluk ini istirahat. Di shelter ketiga atau keempat tim penyapu merapat dengan saya jadi jumlahnya adalah tujuh orang yang sisanya saya kira telah merapat dengan tim pendahulu. Sebelum shelter terakhir saya dan orang yang rindu rumah sedikit berjalan cepat dan meninggalkan tim penyapu dengan tiga “keong”nya (jasamu abadi, Momenk, Sabo), saya bergerak lebih cepat lagi setelah melewati pos terakhir dan melewati tembokan atau teman-teman saya bilang gerbang pos, karena saya tidak mau kena gelap di hutan atau di kebun. Tapi ternyata ketika di gerbang pun saya sudah merasakan waktu malam yang tidak lama lagi datang. Ternyata saya menggunakan alat penerangan ketika masuk ke daerah perkebunan yang saya takutkanpun terjadi jalur perkebunan membuat saya pusing karena banyak jalan dan saya bingung. Dengan sedikit keyakinan saya dan adik saya menemukan jalur yang kami yakini adalah jalur menu jalan aspal di mana kami akan di jemput. Di tengah jalan saya dan adik saya melintasi sungai sejenak saya melepaskan dahaga sambil membersihkan sepatu, kaki juga anggota tubuh kami yang lain sekaligus melihat-lihat apa ada binatang yang menempel pada anggota tubuh kami. Setelah segar dan bersih saya dan adik saya melanjutkan perjalanan (masih di jalur kebun). Sedangkan tim penyapu belum terlihat pergerakannya, karena saya belum melihat ada cahaya di belakang. Saya yakin mereka masih jauh di belakang saya. Akhirnya kami sampai di pos penjaga disana tim pendahulu sudah tiba dan sedang duduk santai ada juga yang sedang menikmati roti tawar di campur susu kental manis. Pas jumlah mereka sebelas orang di tambah saya dan orang rindu rumah juga tim penyapu lima orang yang sampai saya disana belum ada tanda-tandanya. Sayapun memberikan surat ijin dan memberitahukan masih ada lima orang lagi dari tim kami yang masih belum turun. Setelah menunggu beberapa menit saya sedikti kawatir,akhirnya saya susul mereka. Amin saya bertemu di kebun setelah sungai jadi jarak kami menuju pos tidak terlalu jauh lagi. Setalah berkumpul seluruh anggota tim pendakian. kamipun merapat menuju kendaraan angkut kami(ternyata kendaraannya sudah datang dari jam sepuluh siang)
19.03 WIB. Tim sampai pada titik akhir pendakian, Gunung Putri. Sampai titik ini saya bisa katakan pendakian ini berjalan lancar dan SUKSES karena anggota tim tidak berkurang juga tidak lebih pas DELAPAN BELAS dan tidak ada yang sakit. Sebelum kami benar-benar bisa pulang kami melaporkan dulu ke pos pendakian seperti yang telah di ceritakan di atas. Semua beres kami merapat kealat angkut kami, tapi sebelumnya tim di wajibkan mengganti pakaian yang mereka kenakan denga pakaian yang kering juga tim di wajibkan makan terlebih dahulu karena untuk mengganti energy juga mengingat perjalanan yang di kawatirkan macet dan dingin. Setelah mengepak barang tim mulai bergerak untuk pulang kerumah masing-masing, dan bum ternyata benar jalur pulang kami tidak bisa di lewati karena kendaraan yang sangat padat jadi kami memutar melalui jalur Cianjur-Sukabumi-Bogor, yang seharusnya jalur yang kami lalui adalah Cianjur-Bogor otomatis waktu perjalanan tambah lama. Di tengah perjalanan kami tepatnya di kota Sukabumi kamipun terjebak macet, setelah melewati kemacetan lima orang turun di kota Sukabumi mereka hendak langsung pulang naik bis menuju Jakarta(teman Badot). Akhirnya kami sampai di daerah Bogor kira-kira pukul satu dini hari satu-satu adik-adik saya turun di pinggir jalan untuk pulang. Dan saya Momenk juga sabo orang yang terakhir meninggalkan kendaraan itu menuju kasur empuk dan selimut hangat……………….the end zzZt zzZt zzZt
Cacatan ini untuk kalian TUJUH orang pendaki,tim pendahulu, tim penyapu, para senior-junior yang selalu mendukung dalam hal apapun untuk pendiri kami juga untuk keluarga besar yang bergabung dalam KPA LANGLANG BUANA. Canda tawa susah senang bersamamu (santini ketan).

penembus badai



perjalanan di akhir tahun dua ribu sepuluh